Kamis, 02 Februari 2017

JADWAL HADYU 2017
No
Tanggal
Tempat
1.
16 Januari 2017
Masjid Al-Ikhlas Cibeureum Wetan
2.
20 Februari 2017
Masjid Al Hikmah Cicelot Cisarua
3.
20 Maret 2017
MT Az Zahro Hegarmanah Cimalaka
4.
17 April 2017
Masjid Al-Kautsar Cibeureum Kulon
5.
15 Mei 2017
Majelis Dzikir Tanwirul Qulub Boka Cimalaka
6.
19 Juni 2017
Masjid Al-Ikhlas Lembur Gedong Cimalaka
7.
17 Juli 2017
Masjid Al-Ikhlas Cibeureum Wetan
8.
21 Agustus 2017
MT Az-Zahro Hegarmanah Cimalaka
9.
18 September 2017
Masjid Al-Kautsar Cibeureum Kulon
10.
23 Oktober 2017
Majelis Dzikir Tanwirul Qulub Boka Cimalaka
11.
20 November 2017
Ponpes Darul Ulum Marga Mulya Cimalaka
12.
18 Desember 2017
Masjid Al-Ikhlas Lembur Gedong Cimalaka

Sabtu, 04 Juli 2015

                        JADWAL MAJMU` AURADISSHOWIFYYAH WADZIKRI                           THORIQOT SYATHARIYYAH
TAHUN 2015/1437 H

19Januari 2015
Majelis Dzikir Tanwirul Qulub Boka
16 Februari 2015
Masjid Al-Kautsar Cibeureum Kulon
16 Maret 2015
Masjid Al-Hikmah Cicelot Cisarua
20 April 2015
Mesjid Al-Ikhlas Lembur gedong
18 Mei 2015
Masjid Al-Ikhlas Cibeureum Wetan
15 Juni 2015
Hergamanah
25 Juli 2015
Haul ibu siti maemunah,walimatusafar di boka
24 Agustus 2015
Masjid Al-Kautsar Cibeureum Kulon
21 September 2015
pontren Darul Ulum
19 Oktober 2015
Masjid Al-Hikmah Cisarua
16 November 2015
Mesjid Al-Ikhlas lembur gedong
21Desember 2015
Mesjid  Al-Ikhlas Cibeureum wetan
 Keterangan : Waktu Pelaksanaan jam 10.00 pagi s/d selesai



Tahun 2014: Ziarah ke Muria
Tahun 2015 Bulan February : Ziarah ke Madura
Tahun 2015 : Ziarah ke Karuhun Sumedang 2 tahap

Bulan November 2015 Insya Allah akan ziarah ke Wali di Lampung 

Kamis, 03 Juli 2014

Wasiat Syeikh Abul Hasan Asy-Asyadzily tentang Wirid



Siapa yang ingin bersahabat dengan Allah,
maka seharusnya ia memulai dengan
meninggalkan segala syahwat diri
(kepentingan pribadi).
Sang hamba tidak akan
sampai kepada Allah,
jika masih ada pada dirinya
segala kesenangan dirinya.
Dan tidak juga sampai,
jika dalam dirinya ada segala keinginan.”
Wirid atau kebiasaan ubudiyah orang-orang shiddiqin itu ada dua puluh macam:
1-Puasa,
2-Shalat,
3-Dzikir,
4-Membaca Al-Qur’an,
5-Menjaga tubuh (dari tindakan haram)
6-Mencerca nafsu dari syahwatnya,
7-Amar ma’ruf
8-Nahi munkar
Semua kategori tersebut didasarkan pada:
9-Zuhud terhadap dunia
10-Tawakkal kepada Allah
11-Ridha pada keputusan Allah
12-Cinta yang murni yang didasarkan empat perkara:
13-Iman
14-Tauhid
15-Niat yang benar
16-Cita-cita yang luhur.
Namun semua ini tak bisa diharapkan kecuali dengan empat karakter di bawah ini:
17-Ilmu
18-Wara’
19-Takut penuh rindu kepada Allah
20-Tawadhu’ kepada sesama hamba Allah.
Ibadah para shiddiqin (ungkapan ini mengutip fatwa gurunya) ada dua puluh macam:
Makanlah kamu sekalian; minumlah; berpakaianlah; bepergianlah; menikahlah; bertempat tinggallah; letakkanlah segala hal pada porsi yang sesuai dengan perintah Allah Swt.; janganlah berlebih-lebihan; beribadahlah kepada Allah dan bersyukur kepada-Nya; seharusnya Anda sekalian mencegah bencana; menanggung beban; mencurahkan kebajikan. Semua ini merupakan separo kecerdasan.
Separo yang lain adalah: menunaikan kewajiban-kewajiban; menjauhi larangan-larangan; ridha terhadap qadha Allah;
Dan diantara ibadah kepada Allah adalah tafakkur terhadap perintah Allah; sedangkan berpegang teguh kepada agama Allah merupakan dasar ibadah dan zuhud duniawi. Sedang prinsip utamanya adalah tawakkal kepada Allah.
Ini semua merupakan ibadah orang-orang yang sehat jiwanya dari orang-orang yang beriman. Kalau Anda sakit jiwa, maka carilah kesembuhan dan pembebasan melalui para Ulama; namun pilihlah diantara mereka ini yang taqwa, yang senantiasa memberi petunjuk dan bertawakkal kepada Allah.
Aku pernah bertanya kepada guruku tentang wirid ahli hakikat. Sang guru menjawab, “Engkau harus menggugurkan hawa nafsu, dan senantiasa mahabbah kepada Allah.”
Memang, cinta itu menolak untuk digunakan oleh pecinta kepada selain yang dicintainya.
Suatu ketika ada seseorang yang bertanya kepada guru –semoga Allah merahmatinya — “Berilah saya amalan dan wirid-wirid.”
Lantas guru marah dan berkata, “Apakah aku ini Rasul? Lalu memberi perintah kewajiban-kewajiban? jelas, segala yang fardhu itu sudah maklum, segala larangan itu sudah populer. Karena itu jagalah kefardhuan, dan tolaklah kemaksiatan, jagalah hatimu dari hasrat duniawi dan hasrat pada wanita, mencintai kedudukan serta memprioritaskan syahwat. Terimalah apa yang telah diberikan Allah Swt. kepadamu. Apabila ada jalan keluar menuju ridha bagimu, bersyukurlah. Bila yang keluar adalah jalan siksaan, maka bersabarlah. Cinta kepada Allah itu merupakan pusat dimana segala kebaikan berpusat padanya. Cinta itu merupakan dasar dari ragam karamah. Untuk membentengi semua itu perlu ada empat macam:
Wara’ yang benar;
Niat yang benar;
Amal yang ikhlas dan
Bersahabat dengan pengetahuan.
Ini semua pun tidak akan sempurna kecuali dengan berguru pada orang yang shalih atau berguru kepada syeikh yang bisa mensukseskannya.